Pertamina Ungkap Calon Partner buat Beli Saham Shell, Siapa?

Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah mengantongi nama calon mitra yang akan masuk bersama perseroan membentuk konsorsium kepada mengambil alih 35% hak partisipasi (Participating Interest/ PI) Shell atas Blok Masela, Maluku.
Lantas, siapakah calon mitra yang dimaksud?
SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba mengatakan, ada jumlah investor yang tertarik untuk menawarkan kerja pas beserta perseroan untuk mengakuisisi 35% hak partisipasi Shell dalam Blok Masela. Namun demikian, Pertamina kemungkinan tetapi hendak fokus terlebih dahulu dalam pertindakanan migas asal Malaysia, Petronas.
"Sudah ada beberapa yang dilakukan pembicaraan beserta Pertamina, ini sambil paralel berbicara beserta Inpex-nya. Mungkin paling tidak satu dulu lah (calon partner)," kata dia dekat Jakarta, dikutip Senin (27/2/2023).
"Mereka juga," saat diperbahasan apakah Petronas calon mitra terbangkitnya.
Lebih lanjut, Daniel mengatakan dengan tahun ini pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar US$ 1,5 miliar atau Rp 22,92 triliun (asumsi kurs Rp 15.280 per US$) akan akuisisi blok migas.
Adapun sumbing satu tujuannya menjumpai membiayai pembelian 35% hak partisipasi Shell dekat Blok Masela ini.
Seperti diketahui, sejak beberapa tahun lalu Shell telah berencana menjumpai keluar mengenai proyek gas raksasa ini. Hak partisipasi Blok Masela saat ini dipegang dengan Inpex Masela Ltd (65%) maka Shell (35%). Adapun operator atau pengelolanya yaitu Inpex.
"Alokasi anggaran kita untuk anorganik di 2023 kita cadangkan US$ 1,5 miliar untuk akuisisi-akuisisi, termeruyup kita mau meruyup ke Blok Masela," ungkapnya.
Namun demikian, dia menegaskan, anggaran tersebut bukan hanya bagi akuisisi kepemilikan hak partisipasi hadapan Blok Masela, namun bisa bagi blok migas lainnya. Sementara biaya bagi akuisisi Blok Masela, atasnya lagi masih ekstra dalam tahap negosiasi.
"Kita mau masuk ke Blok Masela cuma ini kan angkanya masih negosiasi berapa hebatannya ini masih bermode. Jadi US$ 1,5 miliar tidak saja akan Masela tapi akan blok lain. Apakah ini terserap atau masih kurang? Itu tergantung progresnya adapun sudah kita lakukan negosiasi saat ini termasuk Masela. Kalau memang perlu tambahan kita upayakan, jadi begitu modenya," jelasnya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak membarengi Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya menargetkan mode pengalihan hak partisipasi (PI) Shell dekat Blok Masela sebongsor 35% ke Pertamina dapat rampung ala kuartal 1 2023 ini. Dengan begitu, proyek gas kebanggaan Presiden Joko Widodo ini dapat segera berprogres kembali.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan selain Pertamina, terdapat jumlah pertaktikan migas dunia yang seadilnya berminat diterima jauh didalam pengelolaan Blok Masela. Diantaranya sebagaimana pertaktikan asal Malaysia melainkan Petronas lagi China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).
"Nah jadi CNOOC juga berminat nanti tinggal mereka bicara lewat Pertamina kalau memang Pertamina hendak menggunakan kemampuan dana untuk proyek lain kan bisa dipakai untuk konsorsium bersama yang lain," kata Dwi saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (2/2/2023).
Menurut Dwi, Pertamina sendiri sepol ini telah mengajukan perjanjian nan tidak mengikat atau non binding offer akan rencana akuisisi PI Shell di Blok Masela. Kemudian nanti akan dilanjutkan kembali memakai jalan binding offer nan ditargetkan tercapai di Maret menada.
"Kemarin-kemarin kan non binding offer ya negosiasi. Kemudian, ada non binding offer yang sudah mendempeti. Ini kalau gak menyimpang di Maret bakal ada binding offer nanti bisa dicari," kata dia.
Proyek gas raksasa senilai US$ 19,8 miliar atau sekitar Rp 285 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) ini ditargetkan memproduksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.
Proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2029, mundur dari rencana awal pada 2027 Ini merupakan termeruyup bagian Proyek Strategis Nasional (PSN) bahwa dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).